Oleh: Ustadz Agung Saputro, Ustadz Saiful Millah, dan Ustadz Bagus Fadli

Rumah Syariah merupakan komunitas pengembangan intelektual dan dakwah yang berdiri sejak tahun 2014. Berawal dari antusias sekelompok belajar yang bernama “Bismillah Nadrus” dan didukung oleh lingkungan yang kondusif untuk belajar dipertemukan dengan Ustadz Bitoh Purnomo, LC., MA. Yang mempunyai semangat mengajar tinggi. Dua kolaborasi semangat yang tinggi inipun berhasil membentuk suatu komunitas belajar dengan nama “Rumah Syariah”. Disebut demikian karena para anggota perdana dalam komunitas ini adalah mahasiswa jurusan Syariah.

Hadir sebagai komunitas pertama masisir dalam bidang keilmuan maka mendorong para pendiri untuk benar-benar mencanangkan sistem serta metode belajar yang tepat, tanpa memiliki perbandingan. Berkonsultasi dengan para senior hingga  musyawarah demi tercapainya mufakat adalah metode yang diimplementasikan oleh para pendiri demi terealisasinya komunitas dengan miliu intelektualitas ini.

Hingga terbentuklah program yang berlangsung selama dua tahun yang akan mengajak seluruh anggota untuk mengikuti proses percepatan pembelajaran dengan baik. Dua tahun menjadi kurun waktu yang dipilih karena dianggap sebagai pertengahan dalam proses menuntut ilmu bagi para mahasiwa/i al-Azhar. Karena kurun waktu yang cukup singkat ini maka Rumah Syariah menfokuskan pembelajaran terhadap ilmu-ilmu dasar saja. Dari pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi bekal para anggota untuk mendalami keilmuan islam yang lain.

Sistem dan metode yang telah dibentuk oleh para pendiri berlandaskan pada tiga visi Rumah Syariah, yaitu berilmu, berakhlak dan peduli. Tiga visi ini menjadi dasar serta identitas Rumah Syariah yang hingga saat ini terus eksis di kalangan para masisir. Jika berbicara tentang visi ini berarti berbicara tentang Islam, bahkan berbicara tentang al-Azhar. Karena jika ditarik benang merah maka tiga visi ini kembali merujuk pada hadits mulaqob (Hadis Jibril) yang diriwayatkan oleh Sayyidina Umar R.A. yang berbunyi:

عن عمر أيضا قال: بينما نحن جلوس عند رسول الله  إذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر لا يرى عليه أثر السفر ولا يعرفه منا أحد حتى جلس إلى النبي صلى الله عيه وسلم فأسند ركبتيه ووضع كفيه على فخذيه وقال: يا محمد أخبرني عن الإسلام فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم الإسلام أن تشهد أن لاإله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا قال: صدقت، فعجبنا له يسأله ويصدقه!! قال فأخبرني عن الإيمان. قال: أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الأخر وتؤمن بالقدر خيره وشره. قال: صدقت. قال فأخبرني عن الإحسان. قال: أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك…(رواه مسلم)

Sebelum membahas tentang tiga visi Rumah Syariah yang bersumber dari hadits ini, ada tiga pesan penting secara global yang disampaikan didalamnya bagi para penuntut ilmu, sebagaimana yang tertulis dalam lafadzh:

شديد سواد الشعر: أطلب العلم في الشباب

بياض الثياب: نظيف المظهر

لا يعرفه منا أحد: تغرب في طلب العلم

Penjelasan:

  1. Lafadzh pertama menjelaskan bahwa sebaik-baik waktu dalam menuntut ilmu adalah waktu muda, karena terdapat kesempatan untuk mengamalkan ilmu setelah mendapatkanya. Berbeda dengan waktu kecil dan tua. Waktu kecil cenderung belum dapat menerima ilmu secara sempurna, dan waktu tua akan cenderung tidak memiliki kesempatan untuk mengamalkannya.

العلم-العمل-الحال-المقامات العالية-معرفة الله

Dalam urutan diatas mengindikasikan bahwa proses untuk sampai kepada makrifatullah adalah berbekal dengan ilmu.

إنما يخشى الله من عباده العلماء

Hanya para ulama lah yang takut kepada Allah.

  • Lafadzh kedua yang mengindikasikan bahwa pakaian dan kostum yang baik merupakan cerminan penuntut ilmu, karena sandang tersebut dapat menumbuhkan haibah dan semangat.
  • Merantaulah dalam menuntut ilmu dan jangan cukupkan dengan ilmu negaramu! sebagaimana dikatakan oleh Syeikh Yusri. Seseorang yang merantau akan melihat sesuatu lebih banyak sehingga menjadikannya seseorang yang lebih bijak.

Dalam hadis ini tercantum tiga rukun agama yaitu: Islam, Iman, dan Ihsan. Islam yang berarti syariat dengan objeknya al-a’amal ad-dzahirah. Iman yang berarti thariqah dengan objeknya al-‘amal al-bathinah. Al-Ihsan yang berati al-itqan (menyempurnakan). Ketika terlaksana islam dan iman maka secara langsung ia akan menghasilkan ihsan yang dimana terbagi menjadi dua yaitu: musyahadah dan muroqobah.

العمل بالشريعة والطريقة يقتضي الإحسان (الشيخ يسري سيد جبر)

Musyahadah adalah beribadah kepada Allah seolah-olah Dia melihatmu, ini adalah derajat yang tertinggi. Muraqabah ialah menyembah Allah karena merasa bahwa Allah mengamati hambanya.

Masing-masing hal ini menghasilkan praktisi yang berbeda, Islam yang menghasilkan para fuqaha, iman yang menghasilkan para mutakalimun, dan ihsan yang menghasilkan para ahli tasawuf.

Tigi visi RSA merupakan manifestasi dari bentuk islam, iman, dan ihsan. Islam yang terwujud dalam berilmu, Iman yang terwujud dalam berakhlak, dan ihsan yang terwujud dalam peduli. Dimana akan ada tiga turunan ilmu dalam masing-masing visi ini, ilmu fiqih dari berilmu, ilmu aqidah dari berakhlak, ilmu tasawuf dari peduli. Tiga ilmu ini disebut ilmu maqashid, yang dimana untuk mencapainya perlu ilmu wasail. Diantara ilmu wasail adalah Nahwu, Shorf, Balaghoh, Mantiq, Ilmu Hadits, Sastra Arab, dan Ushul Fiqh. Ilmu wasail dan ilmu maqashid inilah yang kelak mengantarkan kepada tujuan akhir seorang penuntut ilmu yaitu khidmah al-quran dan hadits.

إعلم أن للعلوم أوائل تفضي إلى أواخرها، ومداخل تؤدي إلى حقائقها، فمن رام أواخرها فعله بأوائلها ومن رام حقائقها فعله بمداخلها. (الماوردي في أدب الدنيا والدس)

Untuk sampai kepada maqashid maka jangan terbur-buru melompat ke tahapan tersebut, namun harusnya seorang penuntut ilmu memulai tahapannya dengan mempelajari ilmu wasail. Karena ketergesaan seorang penuntut ilmu untuk mempelajari ilmu maqashid akan berakibat pada kegagalan untuk mendapat keduanya, yaitu awail (wasail) dan awakhir(maqashid). Berbeda jika ia memulai dengan ilmu wasail maka meskipun ia tidak sampai kepada ilmu maqashid setidaknya ia mendapatkan wasail.

Berikut tiga visi RSA beserta penjelasannya

  1. Berilmu

Menguasai ilmu-ilmu dasar 12 fan ilmu, memiliki wawasan yang luas, dan memahami realita zaman. Manifestasi berilmu dalam Rumah Syariah seperti dalam:

  • Menghafal alQuran
  • Menghafal matan-matan ilmiyah
  • Mempelajari matan-matan ilmiyah
  • Mengadakan pelatihan dan seminar kepenulisan
  • Membaca buku-buku yang memperluas wawasan
  • Talaqi bersama masayikh untuk Rumah Syariah Pusat
  • Menulis karya tulis ilmiyah untuk Rumah Syariah Pusat

Mutiara tentang berilmu:

وينبغي لطالب أن يكون حريصا على التعلم مواظبا عليه في جميع أوقاته شيئا في غير العلم إلا بقدر الضرورة لأكل ونوم قدرا لابد منه ونحوهما كاستراحة يسيرة لإزالة الملل وشبه ذلك من الضروريات وليس بعاقل من أمكنه درجة وراثة الأنبياء ثم فوتها (الإمام النواوي في شرح المهذب)

  • Berakhlak

Bertindak secara proporsional yang tidak mencederai perangai atau kesopanan (muru’ah).

Secara aplikatif dalam kegiatan:

  • Mempelajari kitab-kitab akhlak
  • Mempraktekkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari
  • Melaksanakan shalat tahajud
  • Membaca al-Quran satu hari satu juz

Mutiara tentang berakhlak:

والعلم إن لم تكتنفه شمائل # تعليه كان مطية الأخفاق

ولايحسبن العلم ينفع وحده # ما لم يتوج ربه بخلاق

(قصيدة لحافظ إبراهيم بعنوان: كم ذا يكابد عاشق ويعابي)

  • Peduli

Memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

Secara aplikatif dalam bentuk:

  • Mengadakan latihan khutbah dan ceramah secara rutin
  • Mengadakan kegiatan-kegiatan bakti sosial
  • Mengadakan evaluasi untuk muhasabah dan saling menasehati
  • Memberikan tanggung jawab kepada anggota sebagai pengurus pusat dan asrama Rumah Syariah.

Mutiara tentang peduli:

جاءفي الشمائل المحمدية: كانصلى الله عليهوسلميفتقد أصحابه ويسأل الناس عن ما في الناس ويحسن الحسن ويقويه ويقبح القبيح ويوهيه (رواه الترمذي)

Kurikulum RSA mencakup 7 aspek diantaranya: Pelajaran, hafalan, pelatihan dan seminar, praktik dan latihan pengembangan skill, bacaan wajib, talaqi wajib, bakti sosial.

Waktu yang singkat ini diharapkan dapat mencetak generasi muda yang berkompeten di bidang agama terutama syariah serta yang berakhlak mulia. Terus berproses serta melaukan berbagai inovasi, saat ini Rumah Syariah berhasil sampai pada angkatan ketujuh dengan program baru yaitu Rumah Syariah cabang. Rumah ini berdiri atas dorongan kebutuhan masisir terhadap rumah kepembinaan semakin tinggi, maka untuk melebarkan manfaat dan ingin memberi kesempatan banyak orang untuk bisa mengikuti rumah kepembinaan dalam bentuk yang berbeda dengan target yang berbeda.

Komunitas pertama masisir yang bergerak dalam bidang keilmuan ini menjadi parameter bagi komunitas lain yang muncul setelahnya. Maka dinamika dalam Rumaah Syariah pun harus terus mengalami kontinuitas serta improvisasi. Semoga ke depannya Rumah Syariah akan terus bisa melebarkan sayap manfaat dengan berbagai ide dan inovasi untuk membantu para penuntut ilmu menemukan miliu intelektualitas dengan sistem yang telah terstruktur yang akan menjadi jembatan untuk mengarungi bahtera ilmu selanjutnya. Aamiin, Wallahu a’lam bi as-shawab.

Reporter: Rima Hasna Fariha

Editor: Rahmawati

Categorized in: